Wonorejo – Mengajar di lembaga pendidikan swasta, terlebih yang dibawah naungan pondok pesantren kadang tidak begitu diminati oleh sebagian orang yang tidak punya begron pesantren. Tapi tidak bagi Septa Wahyudi, S.Pd. guru SMK Syarifuddin yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah urusan kurikulum.
Septa Wahyudi, S.Pd atau yang dipanggil dengan nama panggilan P.Septa, dilahirkan di Kota Lumajang, pada 08 September 1989. Menempuh pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun 2003, kemudian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2006, dan dilanjutkan pada perguruan tinggi di Universitas Islam Malang (UNISMA), diwisuda menjadi sarjana pendidikan pada prodi Matematika di tahun 2012.
P.Septa menuturkan, saat ditemui diruang kerjanya oleh TIM Publikasi SMK Syarifuddin. “ Mengajar dan Mengabdi di Lembaga Pendidikan di bawah naungan pondok pesantren itu memiliki nilai lebih, selain bisa mentrasnfer ilmu kepada siswa yang sekaligus santri, juga bisa merasakan aura Pondok Pesantren, seakan walau saya bukan alumni Pondok Pesantren rasanya bagai pernah nyantri sekian tahun di Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin ini “.
Mengabdi dan Mengajar di lembaga di bawah naungan Pondok Pesantren, seakan membawa diri ini lebih dekat kepada jiwa dan nuansa yang religius. Siswa yang saya ajari setiap hari adalah merupakan santri dari Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin, teman dewan guru dan pengurus dari jajaran struktural merupakan alumni dari Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin Tersebut. Dan yang lebih penting, walau diri ini belum pernah sama sekali mencicipi rasanya hidup dipesantren, saat menjadi guru di SMK Syarifuddin bisa lebih dekat dengan para ulama, kyai, dan asatidz dari pesantren tersebut.
Secara umum bagi sebagian orang yang mengajar dilembaga pendidikan negeri, sempat tersirat di benaknya untuk menjadi Pegawai negeri Sipil (PNS). Tapi bagi seorang septa wahyudi, mengajar di SMK Syarifuddin merupakan nilai lebih dari pada menjadi PNS. Acung